Minggu, 06 Agustus 2017

Cerita Seru dari Semeru


Jreng jreng…
Kali ini gw mau coba rangkum beberapa hal tentang perjalanan gw menggapai puncak tertinggi jawa.


Tadinya gw hanya memutuskan untuk menulis saja di buku gw, tapi teman gw menyarankan –iseng lebih tepatnya, untuk gw tuangkan cerita itu ke blog gw. Yah, karena kebetulan gw punya blog yang gak terurus, jadi kenapa enggak?


Jadi semuanya berawal waktu gw mendaki ke gunung Merbabu. Saat lelah, muncul ide iseng dari temen gw “yuk semeru!”, wah ngablu  nih orang kata gw waktu itu.  Lalu, seiring waktu berjalan, ternyata rencana temen gw itu dianggap serius oleh beberapa temen gw yang lain. Setelah ngobrol-ngobrol, gw dan temen gw Isan, mengiyakan. Jadilah gw, Isan, dan Bagol fix dan ngajak yang lainnya untuk ikut.

Bla bla bla

Akhirnya terkumpulah 15 orang, tapi sayangnya Isan gak jadi ikut karena satu dan lain hal. Tapi ternyata pendakian kali ini gk sebatas 15 orang, ada beberapa teman dari Bang Babong yang ikut, namun sedikit berbeda hari pendakiannya.
Okeh, langsung saja yah.
Hari keberangkatan
Sedikit cerita h-3 sebelum berangkat gw justru sakit, yah. Tapi, akhirnya berkat kesembuhan yang diberikan oleh tuhan, gw masih dapat bergabung dengan teman-teman.
Karena gw cukup jauh dari Meeting Point, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan gw berangkat lebih cepat. Hari itu juga hari jumat, jadi gw harus solat Jumat hehe.
Gw berangkat dari rumah pukul 9 pagi naik bis. Sampai di Stasiun Pasar senen, coba tebak? Ya! Gw baru sendiri. Ketepatan waktu adalah kelebihan gw! HAHA. Tak lama datang Ata, dan yang lainnya. Lalu, anak cowo solat jumat.
Jadwal kereta gw adalah jam 3, coba tebak apa yg menarik? Yah, Clara hampir telat! Kayaknya nih orang kebanyakan nonton 5cm J.
Karena waktu tempuhnya cukup lama, berbelas-belas jam kalau kata Ata, kita menghabiskan waktu dengan main kartu, bercanda-canda, dan mengenal lebih dalam satu sama lain. Karena tak kenal maka tak sayang, tapi gw udah kenal kok belum sayang yah? Haduh..

Malang
Kereta kita mendarat dengan mulus di stasiun Malang Kota Lama, dan gw kaget ternyata stasiunnya kecil anet.
Lalu kami dijemput oleh angkot mas Ferry menuju ke Tumpang, rumah Mas Paino, tempat transit menuju desa terkahir, Ranu Pane.

Rumah Mas Paino
Di rumah mas Paino kita istirahat, lalu kita explore Tumpang ceritanya. Sedikit berjalan ke arah pasar, mencari makanan murah, lalu berhentilah kita di sebuah warung, di pojok terminal Tumpang. Apa lagi yang menarik? MURAH ILAKES MEN!!!!! Sempol, Roti goring, Martabak, Sate, Pecel, Rawon, dan Nasi Goreng porsi gile!!
Skip skip skip.. kami menginap semalam di rumah mas Paino, sementara temennya Bang Babong berangkat hari itu juga.
Hari itu tanggal 29 Juli 2017, sore harinya Ranu Pane hujan, yah bisa ditebak, rombongan mereka mendaki dalam kondisi seperti apa? Haha.

Hari Pendakian
Tanggal 30 Juli 2017, kita mulai pendaki, Naik jeep dari rumah mas Paino, 2 jam sampat Ranu Pane. kami beruntung hari ini cerah! Setelah mengurus Simaksi/ izin pendakian, cek en ricek barang, lalu briefing  wajib dari TNGBTS dan pastinya mengisi perut dengan pecel, kami memulai pendakian sekitar pukul 11:30
Perjalanan cukup panjang dari basecamp ke Pos 1. Sebelum Pos 1, ada sebuah Pos bayangan yang menjual gorengan, semangka dll. Di sana ada sebuah persimpangan, ambil jalan lurus, bukan belok ke kanan.
Perlahan tapi pasti, kaki gw melewati pos demi pos yang selalu tersedia Gorengan, Semangka, dan Minuman. (Gw selalu beli 3 buah Pisang Goreng dan 1 buah Semangka di tiap pos, 2500 rupiah perpotong).
Gw dan beberapa teman gw sampai di Ranu Kumbolo sekitar pukul 6 sore, saat hari mulai gelap. Beberapa sudah sampai duluan untuk menyiapkan tenda dan minuman hangat.
Hmm.. Aktifitas gw gak banyak di Rakum, hanya menghangat kan diri di tenda, Makan, dan hunting Foto! Cerahnya Rakum waktu itu sangat menarik untuk diabadikan. Bintang-bintang yang akhirnya berjatuhan menimpa hati ini. CIATTT…
Lalu tidur..
Esok harinya sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati, gw dan temen-temen makan, beres-beres, dan B*ker, yah untuk pertama kalinya gw bisa b*ker di gunung. XD



Lanjut ke Kalimati
Perjalanan dibuka dengan Tanjakan Cinta, mitosnya kalo kita memikirkan orang yang kita sayang sampai puncak tanpa menoleh kebelakang, dia bakal jadi jodoh kita, begitu. Tapi, belum ada beberapa langkah gw udah nengok ke belakang buat ngeliat indahnya Rakum, huft. Gak masalahsih, lagi pula sebenernya gw belum tau siapa yang gw pikirin. –“
Setelah melewati Tanjakan Cinta kita melewati Turunan Cinta haha, begitu kata teman-teman gw. Ada 2 pilihan jalan, belok sambil turun perlahan ke arah kiri sambil menikmati Oro-Oro Ombo dari atas atau turun langsung menikmati langsung Oro-Oro Ombo. Kami memilih turun langsung.
Sampai di Pos Cemora Kandang, yap, ada Gorengan dan Semangka lagi!! Harganya? Sama aja cuy. Lalu gw istirahat sejenak.
Perjalanan dilanjut ke Pos Jambangan, Rutenya cukup melelahkan, dihajar tanjakan tanpa bonus!
Sampai di Jambangan, biasanya ada juga tukang Gorengan, namun sial, hari itu tidak ada. Gw dan yang lain istirahat, sambil berfoto dan melontarkan lelucon garing. Huft.
Setalah lelah sedikit terusir, kami melanjutkan perjalanan kea rah Kalimati, dari Pos Jambangan rutenya tidak terlalu berat, dan tidak terlalu jauh sampai ke Kalimati. Dan sampailah kami di Kalimati, di sana sudah ada bang Babong yang sudah mendirikan tenda. Oh iya, di gunung Semeru disarankan jangan beraktivitas di bawah pohon yang ada tandanya. Kenapa wajib ikut briefing? Karena akan dijelaskan semuanya di sana, jadi wajib ya! Saat briefing  juga akan dicek kelengkapan barang bawaan anda.
Di Kalimati kami hanya sedikit ngobrol-ngobrol, makan dan persiapan buat summit dini hari nanti.

Summit Attack
Pukul 10, kami semua bangun, sarapan, dan persiapan untuk ke puncak. Wajib sekali untuk mengisi perut terlebih dahulu, karena dinginnya sangat sangat dingin.
Lalu pukul 11:30 kami melakukan sedikit briefing  kecil sebelum mendaki ke puncak dan dilanjutkan dengan pendakian ke puncak.
Rutenya akan memasuki hutan dan terus menanjak, sampai batas vegetasi akan memasukin jalan berpasir yang sangat licin. Pada jalan ini kita harus sangat berhati-hati, sisi kanan dan kiri jurang siap menampung tubuh kita. Ditambah gelap dan dinginnya malam menjadi tantangan sendiri bagi para pendaki yang akan ke puncak Mahameru. Kita haru terus menjaga tubuh agar tidak kedinginan.
Sampai puncak, perjalanan akan melewati treck  berpasir yang sangat sulit untuk didaki, setiap naik 3 langkah akan turun 2 langkah, begitu kira-kira. Angin juga berhembus kencang di sini. Debu siap mengganggu pengelihatan.

Awalnya gw berjalan paling belakang, namun gw bergerak kedepan. Saat hampir sampai puncak, gw mendapat kabar dari pendaki lain bahwa beberapa temen gw sudah berbalik arah untuk kembali ke camp karena beberapa alasan. Tiga orang lainnya sudah sampai di puncak, gw bisa lihat mereka dari jauh, sementara gw bersama clara, Alfi, dan bang Adul hampir sampai ke puncak.
Sekitar 10 menit sebelum puncak, 3 orang teman gw sudah mengarah turun, dan 2 teman cewe gw bergabung untuk turun, sementara gw dan bang Adul melanjutkan ke puncak.
Dan setelah mati-matian –anjay, sampailah gw berdua di puncak dan waaaah!! Gw langsung sujud syukur men, betapa beruntungnya gw bisa sampai di sini?

Setelah ambil beberapa foto gw berdua langsung turun lagi, turunnya kita sedikit berlari, asik, tapi tetep harus focus ya!
Saat turun gw berpapasan sama KJ, yang masih berusaha naik, lalu gw ajak turun dia karena perjalanan dia masih sangat jauh dan waktu yang sudah hampir pukul 9. KJ pun mengiyakan dengan sedikit kecewa, lalu gw berpapasan juga sama Alfi yang sedang tertinggal saat turun.
Sedikit cerita lucu, kita bertiga ketinggalan yang lain saat turun karena KJ turunnya perosotan. XD
Dan gw berdua memutuskan untuk menunggu KJ di batas vegetasi.
Setelah bergabung kembali bertemu KJ,  gw langsung turun lagi ke tempat camp.

BONUS
Jadi, di pendakian kali ini gw ngerasain banyak pengalaman baru, kayak b*ker di semak-semak, ngambil air ke sumber air yang letaknya 1 jam PP, dan ada yg kesurupan! Yah, Kesurupan. Selama gw mendaki gunung, gw baru pertama kali ngeliat yang begituan secara langsung, bukan ‘katanya’.
Dan tentang mitos tanjakan cinta, yah ... begitu dah … Gw gk bisa cerita banyak soal ini, biarkan waktu yang menjawab ya. hehe
Apa lagi ye? Itu aje kali. Gw bingungj mau ceritain apa lagi. Berhubung ini tulisan pertama gw, pastinya masih banyak kekurangan. Silahkan dikritik dan diberikan saran jika ada.

Jangan meremehkan gunung!

3 komentar: